Sabtu, 25 Agustus 2018

4 Fakta Baru Mahasiswi Asal Malang yang Tewas di Jerman, Sang Ibu Sampai Menangis Tahu Kondisi Kamar

4 Fakta Baru Mahasiswi Asal Malang yang Tewas di Jerman, Sang Ibu Sampai Menangis Tahu Kondisi Kamar


Beberapa waktu lalu seorang mahasiswi asal Malang meninggal di Jerman.

Warga Bandulan, Sukun, Kota Malang ini dikabarkan meninggal dunia di kampusnya yang ada di Jerman.

Shinta terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Kedokteran di Universitas Leipzig, Jerman.

Kabarnya, Shinta meninggal di danau Trebgaster, Bavaria, pada Rabu (8/8/2018) lalu.



Melansir dari sebuah media di Jerman, Neue Presse Coburg, Shinta pergi bersama dua orang temannya untuk berenang di Danau Trebgaster.

Nahas, saat berenang, mahasiswi berusia 22 tahun itu hilang pada sekitar pukul 13.30 waktu setempat.

Merasa khawatir, teman Shinta kemudian melapor pada petugas untuk dilakukan pencarian di sepanjang danau seluas 68.000 meter persegi tersebut.

Dalam pencariannya petugas mengirimkan sebanyak lebih dari 100 anggota penyelam untuk mencari Shinta.


Setelah berjam-jam dicari, Shinta ditemukan tewas pada Kamis (9/8/2018) pukul 16.00 waktu setempat.

Ia ditemukan 30 meter dari danau mengapung dengan menggunakan pakaian renangnya. Jenazah Shinta pun telah dimakamkan di Malang, Jumat (24/8/2018) lalu.

TribunJatim.com pun telah merangkum sejumlah fakta yang baru muncul pasca kematian Shinta di Jerman.


1. Sumbangkan barang ke pengungsi Suriah

Umi Salamah, Ibu dari Shinta Putri Dina Pertiwi, memutuskan untuk menyumbangkan semua barang peninggalan almarhumah putrinya.

Selama lima tahun tinggal di Jerman, Shinta tinggal di sebuah apartemen di Leipzig.

Barang berupa buku-buku dan pakaian Shinta akan disumbangkan ke masyarakat yang membutuhkan.

"Kalau buku-buku akan disumbangkan ke Georgia. Karena di sana sedang membutuhkan buku-buku kedokteran," ucap Umi Salamah, Kamis (23/8/2018) lalu.


Ide untuk menyumbangkan semua barang-barang peninggalan Shinta, diakui Umi Salamah, berasal dari Saras, sahabat almarhumah saat di Jerman.

"Saya mendapat telepon dari mbak Saras, dia sahabat Shinta di sana. Mbak Saras mengusulkan bagaimana kalau barang-barang Shinta disumbangkan atau dihibahkan agar lebih berguna. Saya bilang bahwa keluarga siap dengan rencana itu," jelas Umi Salamah.

Tidak hanya buku-buku mata kuliah, baju sepatu dan alat musik Shinta juga disumbangkan.


Rencananya, baju sepatu dan alat musik milik Shinta akan disumbangkan ke pengungsi di Suriah.

"Barsng lainnya seperti baju-baju, sepatu, dan alat musik Shinta juga dihibahkan ke pengungsi Syiria," tambahnya.


2. Keluarga minta pulangkan dua barang milik Shinta

Keluarga Shinta Putri Dina Pertiwi berharap dua barang peninggalan almarhumah yang ada di Jerman untuk dipulangkan.

Dua barang peninggalan mahasiswi yang tewas tenggelam di Jerman tersebut, berupa syal dan topi milik almarhumah semasa di Jerman.

Dua barang tersebut menjadi obat penawar rindu bagi keluarga untuk mengenang Shinta.

Pasalnya, syal dan topi tersebut merupakan karya yang dirajut sendiri oleh Shinta semasa hidupnya.


"Saya minta kepada mbak Sarah (sahabat Shinta di Jerman) untuk membawa dua barang itu. Paling tidak, sebagai tombo kangen saya," ucap Umi Salamah, Ibu dari Shinta, Kamis (23/8/2018).

Untuk barang-barang milik Shinta lainnya, Umi Salamah mengatakan akan menyumbangkan ke masyarakat yang membutuhkan.

Rencananya, barang peninggalan almarhumah berupa buku, sepatu, pakaian, dan alat musik, akan disumbangkan ke Georgia hingga Suriah.

"Saya mendapat telepon dari mbak Saras. Mbak Saras mengusulkan bagaimana kalau barang-barang Shinta disumbangkan atau dihibahkan agar lebih berguna. Saya bilang bahwa keluarga siap dengan rencana itu," kata Umi Salamah.



3. Kondisi kamar Shinta sebelum ia tenggelam

Shinta Putri Dina Pertiwi, mahasiswi asal Kota Malang, meninggal usai tenggelam di danau Trebgast, Jerman, pada Jumat (10/8/2018).

Shinta ditemukan tewas tenggelam saat berenang di danau Trebgast setelah satu hari dilakukan pencarian.

Umi Salamah, Ibu dari Shinta, membeberkan suasana terakhir kamar apartemen sebelum Shinta tewas.

Ia mendapatkan gambaran suasana kamar Shinta di Jerman dari sahabat Shinta bernama Saras.


4. Sang ibu menangis lihat suasana kamar Shinta

Melakui sebuah video yang dikirim, Umi Salamah mengetahui keadaan kamar Shinta sebelum tewas tenggelam.

"Saya menangis melihat video yang dikirim mbak Saras ke saya. Dia perlihatkan kamar apartemen Shinta," kata Umi Salamah.

Umi menuturkan, dalam video tersebut, terlihat barang-barang pribadi Shinta.

Seperti buku, baju, sepatu, syal, hingga barang elektronik, yang disimpan di dalam apartemennya.


Bahkan, sebuah mangkuk berisi spageti yang dibuat Shinta sebelum berenang, masih tersimpan di kamarnya.

Umi Salamah menduga, spageti tersebut dibuat Shinta untuk dimakan setelah pulang berenang bersama teman-temannya.

"Ada spaghetti Shinta yang belum dimakan. Mungkin karena setelah berenang akan merasa lapar, jadi dia sebelum berangkat, bikin spageti dan dimakan setelah pulang," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar